Musyawarah adat tentang batas sepadan wilayah adat
Saureinu- Musyawarah adat tentang batas sepadan wilayah adat komunitas
AMAN Saureinu, Rokot dan Goiso Oinan (7 Maret 2015). Dihadiri tokoh adat
dari wilayah adat yang berbatasan. Lebih dari 50 orang "sikebbukat
laggai" hadir mensejarahkan batas wilayah adat serta membuat sketsa
wilayah adat yang akan ditelusuri tim survei untuk melakukan pemetaan.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama AMAN Kep Mentawai dengan
Pemerintah Desa Saureinuk serta YCMM. Indahnya membicarakan wilayah adat
untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang, mumpung sikebbukat
masih diberikan Tuhan umur yang panjang. Niat untuk kembali menggali
sejarah, kembali menggali nilai budaya tergambar dengan kebersamaan
anggota komunitas mengadakan acara makan bersama dimana masing-masing KK
membawa makanan ke kantor desa. Kekayaan budaya yang kini mulai diarus
utamakan dalam membangun kebersamaan di komunitas adat. Kini tinggal
melakukan survey lapangan yang tentunya membutuhkan support (peralatan,
tenaga dan dana). Terimakasih kepada pemerintah desa Saureinu' dan YCMM
yang membantu kegiatan ini.
Komunitas AMAN Mentawai Survey Wilayah Adat
Berbagai tahapan telah dilakukan, dimulai dari sosialisasi, musyawarah adat kesepakatan, musyawarah adat batas sepadan, pembentukan tim survey, pelatihan, pembuatan sketsa dan akhirnya pada 7-10 April 2015, tim survey telah melakukan pengambilan titik koordinat wilayah adat. Tim yang telah turun lapangan sebanyak 128 orang yang dilakukan secara bergantian. Tim dibagi menjadi 8 dengan masing-masing anggota 8 orang yang berasa dari komunitas AMAN Saureinu', Rokot dan Goiso Oinan.
Sebagian tim telah kembali, selanjutnya akan dilakukan evaluasi dan jika terdapat kekeliruan akan dilakukan pengambilan titik ulang pada tim yang mendapat kekeliruan.
SAUREINU' - Tim survey Pemetaan Wilayah Adat telah melakukan pengambilan titik koordinat serta mendata potensi wilayah adat. Tim yang terbagi 8 itu telah kembali dari lapangan setelah 4 hari melakukan aktifitas di tengah hutan.
Berbagai cerita menarik dikemukakan oleh tim survey. Tim 1 yang dipimpin oleh Apul Salamanang menemukan lokasi Benteng yang dibangun oleh Belanda zaman penjajahan. Tempat itu sekitar 4 km dari perkampungan dengan medan yang cukup terjal. Berada di hulu sungai Sila'oinan dan juga hulu sungai Sioban. Di ketinggian itu, akses ke ibu kecamatan jelas terlihat, baik dari darat maupun laut. "Pantas saja tempat ini dijadikan Benteng oleh Belanda" kata Apul.
Berbagai misteri yang sedapat mungkin bisa di ungkap dalam penelusuran sejarah benteng, yang tentunya didapat dari sikebbukat laggai. Perlu penggalian sejarah sekecil apapun yang akan didapat dari penemuan lokasi Benteng itu. Beberapa lobang ada di sekitarnya dan jurang terjal ada di sisi kiri dan sisi depan. AMAN Mentawai akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mencoba menggali dan melestarikan tempat bersejarah ini.
Sekitar 3 km dari lokasi benteng, terdapat juga air terjun yang sangat menakjubkan. Masyarakat adat kedepan perlu memanfaatkannya untuk kesejahteraannya.
Posting;
( Amrizal )