Kamis, 23 April 2015

Musyawarah adat tentang batas sepadan wilayah adat komunitas AMAN & Komunitas AMAN Mentawai Survey Wilayah Adat

 Musyawarah adat tentang batas sepadan wilayah adat

Saureinu- Musyawarah adat tentang batas sepadan wilayah adat komunitas AMAN Saureinu, Rokot dan Goiso Oinan (7 Maret 2015). Dihadiri tokoh adat dari wilayah adat yang berbatasan. Lebih dari 50 orang "sikebbukat laggai" hadir mensejarahkan batas wilayah adat serta membuat sketsa wilayah adat yang akan ditelusuri tim survei untuk melakukan pemetaan. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama AMAN Kep Mentawai dengan Pemerintah Desa Saureinuk serta YCMM. Indahnya membicarakan wilayah adat untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang, mumpung sikebbukat masih diberikan Tuhan umur yang panjang. Niat untuk kembali menggali sejarah, kembali menggali nilai budaya tergambar dengan kebersamaan anggota komunitas mengadakan acara makan bersama dimana masing-masing KK membawa makanan ke kantor desa. Kekayaan budaya yang kini mulai diarus utamakan dalam membangun kebersamaan di komunitas adat. Kini tinggal melakukan survey lapangan yang tentunya membutuhkan support (peralatan, tenaga dan dana). Terimakasih kepada pemerintah desa Saureinu' dan YCMM yang membantu kegiatan ini.


 Komunitas AMAN Mentawai Survey Wilayah Adat

SAUREINU' - Pemetaan Wilayah Adat merupakan salah satu kegiatan untuk faktualisasi masyarakat adat. Masyarakat adat mesti memetakan wilayah adatnya untuk mendapatkan Pengakuan Perlindungan Hak Hak Masyarakat Adat. Pasca keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35 tahun 2012, masyarakat adat diberbagai wilayah Nusantara telah melakukan pemetaan wilayah adat. Tak terkecuali di Mentawai.
Berbagai tahapan telah dilakukan, dimulai dari sosialisasi, musyawarah adat kesepakatan, musyawarah adat batas sepadan, pembentukan tim survey, pelatihan, pembuatan sketsa dan akhirnya pada 7-10 April 2015, tim survey telah melakukan pengambilan titik koordinat wilayah adat. Tim yang telah turun lapangan sebanyak 128 orang yang dilakukan secara bergantian. Tim dibagi menjadi 8 dengan masing-masing anggota 8 orang yang berasa dari komunitas AMAN Saureinu', Rokot dan Goiso Oinan.
Sebagian tim telah kembali, selanjutnya akan dilakukan evaluasi dan jika terdapat kekeliruan akan dilakukan pengambilan titik ulang pada tim yang mendapat kekeliruan.

SAUREINU' - Tim survey Pemetaan Wilayah Adat telah melakukan pengambilan titik koordinat serta mendata potensi wilayah adat. Tim yang terbagi 8 itu telah kembali dari lapangan setelah 4 hari melakukan aktifitas di tengah hutan.
Berbagai cerita menarik dikemukakan oleh tim survey. Tim 1 yang dipimpin oleh Apul Salamanang menemukan lokasi Benteng yang dibangun oleh Belanda zaman penjajahan. Tempat itu sekitar 4 km dari perkampungan dengan medan yang cukup terjal. Berada di hulu sungai Sila'oinan dan juga hulu sungai Sioban. Di ketinggian itu, akses ke ibu kecamatan jelas terlihat, baik dari darat maupun laut. "Pantas saja tempat ini dijadikan Benteng oleh Belanda" kata Apul.
Berbagai misteri yang sedapat mungkin bisa di ungkap dalam penelusuran sejarah benteng, yang tentunya didapat dari sikebbukat laggai. Perlu penggalian sejarah sekecil apapun yang akan didapat dari penemuan lokasi Benteng itu. Beberapa lobang ada di sekitarnya dan jurang terjal ada di sisi kiri dan sisi depan. AMAN Mentawai akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mencoba menggali dan melestarikan tempat bersejarah ini.
Sekitar 3 km dari lokasi benteng, terdapat juga air terjun yang sangat menakjubkan. Masyarakat adat kedepan perlu memanfaatkannya untuk kesejahteraannya.


Posting;
milo
 ( Amrizal )